Label

Senin, 29 November 2010

Cerita Lucu masa lalu chapter 4

Agustus tahun dua ribu, meaning full.
 Tanpa berjabat tangan dan saling bertanya nama, aku mengenal dia. Sangat khas dari wajahnya bahwa dia berbeda dari aku. Tapi aku sangat menghargai dia. Yang aku penasaran apa dia mengenaliku? Ah, itu tidaklah penting.
Sebutlah namanya Sakura, dia lahir di Jepang, itu yang membuat kami berbeda, tentunya dari fisik dan tingkah laku. Rambutnya tebal hitam dan straight. Poni nya yang lurus seakan menutupi mata sipitnya. Kulinya putih pucat. Badannya tidak terlalu tinggi, saat itu sekitar 150 cm.
Cara berjalannya yang sangat membedakan aku dengannya, cepat sekali walaupun tidak dalam keadaan terlambat. Terlihat Japanese.
Itulah kesan pertama saat aku temui dia saat acara Masa Orientasi Siswa(MOS) SMP. Aku kagum sekali dengannya, padahal ini hari pertama aku menjumpainya. Hal pertama yang membuat aku kagum adalah dia orang Jepang.
Sejak duduk di Sekolah Dasar, aku gemar sekali baca komik. Karena sebagian besar indonesia mengimpor komik dari Jepang, maka aku sangat cinta sekali dengan Jepang, baik negaranya, karyanya, orangnya, anything!!.
Aku ingin merubah diriku seakan-akan orang jepang, bahkan ingin menjadi Warga Negara Jepang. Hobiku saat itu, membaca komik Jepang, nonton film Jepang, koleksi gambar artis Jepang, denger musik Jepang.
Fanatik, sebutan yang melekat untukku bagi Jepang. Orang jepang itu unik, ulet, semangat, kerja keras, disiplin, dan lain-lain. Itu yang ada dalam fikiranku.
Dan hal yang sangat unprediction, orang Jepang itu, Sakura, ada satu kelas denganku. Siswa-siswi lain tampaknya tak memperlakukan sakura dengan spesial, biasa saja dengan siswa-siswi lain. Berbeda denganku aku senang sekali dia ada di kelasku.
Hal yang unprediction yang kedua, dia mengenalku, sakura mengenalku. Dia menyapa dengan namaku, entah dari mana dia tahu namaku, yang pasti papan nama besar melekat di dadaku, maklum ini kan MOS.Ha..ha
Aku tak akan menyiakan kesempatan ini, aku pun balas menyapanya.
Aku       : Hai Juga Sakura, bahasa Indonesiamu lancar ya.
Sakura :Hey..Aku kan orang Indonesia. Aku cuma numpang lahir di Jepang.
                  (Sebenarnya aku sudah tahu itu, tadi saat pengenalan siswa di depan kelas dia menceritakannya. Tapi aku sedang mencari topik pembicaraan.)
Aku       : Oh ya? Ada keturunan jepang?
Sakura   : Nenek dari ibu, itu saja.
Aku       : cool. Tetep aja kamu ada keturunan jepang. 
Sakura   : Aku lebih suka Indonesia.
Aku       : Lho?? Aku suka Jepang. Kamu SD di Indonesia?
Sakura   : Iya lah, aku di Jepang cuma sampe umur 5 tahun. Ehh, tugas MOS untuk bersok kita kerjain bareng yu, di rumahku,,mau gak?
Aku       : Ehmm, Ok!! Mana alamatnya?
Kesempatan emas buat aku untuk mengenal Jepang dari Sakura. Ternyata sakura ramah sekali, aku tambah suka dengan orang Jepang.
*        
Aku ke rumah sakura dengan satu orang teman baikku, Yusi. Rumah sakura besar sekali, semua pernak-pernik jepang ada disana, seperti rumah di Jepang. Tampak dari luar seperti rumah kompleks seperti biasa. Namun dari dalam terlihat seperti di Jepang. Di ruang keluarga, terdapat meja tanpa kursi, dengan maksud orang harus duduk di lantai. Wahh, aku suka suasana ini. Lukisan wanita jepang, kolam di dalam rumah, indah sekali.
Ibu sakura memberi kami sup dengan mangkuk kecil, dengan ukiran tulisan jepang di sisi luarnya. Sup ini belum pernah aku lihat sebelumnya. Sakura menenggak sup penuh setelah satu kali sendokan.
Aku yang penasaranpun bertanya, “ Hey,,kamu gak di marah ibu kamu?”. Sakura yang masih menenggak sup itu terkaget. “ Hah?”. “Kamu gak di marah ibu kamu? Cara makan kamu kayak gitu” ulang pertanyaanku.
Sakura tertawa. “ oh, ini, cara makanku sup ini enaknya memang seperti itu, kebiasaanku dari kecil. Aku dan teman baikku pun mencoba dengan menenggak. Rasa sup yang aneh, tapi karena kata sakura ini khas jepang, jadi aku mencoba suka. Tampaknya ibu sakura yang melihat tingkah kami, tertawa di belakang. Aku jadi malu.
Adik-adik sakura terlihat lucu-lucu. Di umur sakura yang 13 tahun dia sudah memiliki 3 adik. Semuanya tidak ada yang sombong, walau mereka dari keluarga orang kaya.
*        
Sakura, salah satu temanku di SMP, dia orang kaya, pintar, dan cantik, tapi dia tidak sombong. Bahkan ramah dengan semua orang. Dan satu hal, dia cinta Indonesia.
Ibu sakura yang ada keturunan Jepang, menginginkan sakura tinggal di Jepang. Ayah sakura yang sering ke Luar Negeri, seperti Jerman, Belanda, (Sakura sering memberiku cendera mata, bahkan makanan kecil ). Jadi ayah sakura tidak mempermasalahkan sakura tinggal dimana saja.
Pilihan sakura dan adik-adiknya tetap tinggal di Indonesia. Why?? Kenapa?? Aneh sekali. Tapi syukur, jika sakura memilijh di Jepang, maka aku tidak bisa punya teman seperti sakura ini.
Sesekali sakura pergi kerumahku, memang berbeda jauh dengan rumah sakura yang besar. Namun sakura tak pernah mempermasalahkan status sosialku. Dia tetap teman yang baik. Dia melihat tumpukan komik Jepangku, serta atribut Jepang di kamarku.
Sakura: Kamu suka sekali komik ?
Aku : Ya, dari komik ini aku jadi suka baca buku pelajaran.
Sakura : Hah?
Aku  : Gara-gara komik aku ketagihan baca buku. Jadi kalo gak punya uang buat beli buku komik, aku baca buku pelajaran deh..he..he
Sakura  : Ha,,ha. Pantes jadi pinter sekarang.
Aku, Yusi dan sakura bersaing menempati rangking 1 di kelas. Dengan cara yang sehat tentunya.
Aku     : Lebih pinter kamu kan Sakura?
Sakura : Wah merendah nih??ha..ha..Poster-poster siapa tuh? ( sambil nunjuk poster-poster di dinding, kamar udah gak keliatan cat dindingnya, karena hampir ketutupan poster saking banyaknya).
Aku     :  Oh itu Hideaki Takizawa, Takuya Kimura, ...(aku sebutin satu-satu).
Sakura  : Artis asian pasti!
Aku      : Jepang, sakura. Aku suka banget sama Jepang.
Sakura : Hey,, apa sih bedanya sama Indonesia? Kenapa meski Jepang?
Aku   : Beda lah sakura. Jepang itu keren. Orangnya pinter, kreatif, sopan, disiplin, semangat.
Sakura : Indonesia juga ada yang pinter, kreatif, sopan, semangat.
Aku    :  Cuma 20 % nya paling juga.. Jepang 80%.  Beda nya 100º. Aku pengen jadi Orang Jepang.
Sakura : Kamu merasa seperti itu ??
Aku     : Hah?
Sakura : Kamu merasa kondisi negara kamu 20% yang positif,  dan kamu mencoba pergi dari negara kamu, pindah ke negara yang udah sukses. Apa itu artinya kamu jadi pengecut? Pergi dari kenyataan, mengkhianati negara sendiri. Orang Jepang gak kayak gitu.
Aku terdiam sejenak, aku di skak mati sakura. Benar sekali pemikiran sakura. Ini kunci jadi orang keren.
Sakura  : Kamu gak marah kan ?
Aku      : Kenapa marah ? aku seneng, aku jadi gak hidup di dunia mimpi lagi, mimpi jadi Orang Jepang. Sekarang cita-citaku ingin menjadikan negeriku jadi terkenal karyanya kayak Jepang. Ha..ha..
Sakura  : Bagus deh, siapa lagi, kalo bukan kita orang Indonesia yang membesarkan nama Indonesia?
Sakura, memilih Indonesia menjadi tempat tinggalnya, tempat membuat karyanya, tempat terindahnya. Sekarang aku sudah melepas impianku menjadi Tinggal di  Jepang ( karena gak akan kesampaian!!!). Tapi singgah di Jepang boleh kan? He..he..
Jika ingat sakura, sekarang dia kuliah di Universitas Padjadjaran Bandung. Mungkin beberapa tahun lagi, dia bakal terkenal namanya. Sebagai orang besar mungkin, aku yakin. Semangatnya untuk Indonesia, menulariku berkarya untuk bangsa. ‘Jika bukan kita, siapa lagi?’ pertanyaan itu yang melekat di benakku.
Jika negara kita besar, tentu negara lain yang akan meneladani kita.. Jika negara kita bukanlah negara yang besar, bukan berarti kita meninggalkannya atau bahkan makin merusaknya dengan memaki.  Jalan untuk menjadikan negara kita besar perlu perjuangan. Orang di negara manapun sama. Kita sama-sama berpotensi, sama-sama makan nasi, karena sama manusia memiliki akal. Maka tidak ada kata menyerah untuk membangun bangsa.
Kebangkitan dan keruntuhan suatu bangsa tergantung pada sikap dan tindakan mereka sendiri
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” Firman Allah (Ar Ra'd :11).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar